“Ziya, aku Mahesa. Suami kamu.” Mahesa melangkah mempersempit jarak.
“Stop!” Ziya memperangati Mahesa. Wajahnya wanita itu menegang dan matanya memancarkan kilat rasa takut sekaligus bingung. “Aku bukan Ziya. Jangan coba-coba membohongiku dan jangan mencoba lebih dekat lagi!”
“Ziya. Kamu Ziya. Tidak mungkin ada dua orang yang sama persis di muka bumi ini. Aku tahu siapa istriku dan ....“ Mahesa melihat dua orang pria bertubuh tinggi dan berotot—satu di antaranya berkumis dan berjanggut serta memiliki wajah oriental—berjalan mendekati lalu berdiri mengapit Ziya. Pria berwajah oriental memepet tubuh Ziya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Ziya dan berbicara. Setelah pria itu mengangkat wajah dan kembali menatap ke depan, Mahesa melihat rona di wajah Ziya memudar. Wanita itu menjadi sepuc
