32. Kamu, Istriku

1271 Words

Chiang Mai, Thailand Ziya membuka mata perlahan-lahan. Di punggung tangannya masih terselip kateter infus yang menusuk ke pembuluh vena. Ziya menyipitkan mata berusaha beradaptasi dengan cahaya terang yang menyinari kamar tersebut. Tubuhnya terasa sangat lemas dan rasa nyeri di bagian belakang kepalanya mulai berdenyut. Ia mengatur napas untuk meredakan rasa sakit dengan sesekali memejam. “Mādām tụ̄̀n læ̂w,” ucap seorang wanita berpakaian putih khas perawat dalam bahasa Thailand yang berarti, Nyonya sudah bangun. Ziya tidak bisa begitu mendengar apa yang dibicarakan wanita itu. Ia masih berusaha mengembalikan kekuatan tubuhnya untuk tetap sadar dan bergerak semampunya. Meskipun begitu, telinga wanita itu menangkap suara gaduh dari obrolan yang tidak ia mengerti dan suara langkah kaki ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD