Mahesa merenung selama beberapa menit di dalam mobilnya. Jika Ziya tidak pulang ke rumahnya, ke mana Ziya pergi? Papanya ... atau Astri? Iya, Astri. Mahesa melajukan mobilnya ke rumah Astri. Kemungkinan lain selain kembali ke rumahnya, Ziya menginap di rumah Astri. Ziya akan lebih senang mencurahkan isi hati pada sahabatnya ketimbang pada kakaknya. Mahesa berharap intuisinya benar dan ia akan segera menemukan Ziya. Ia tidak bisa memikirkan kemungkinan lain jika Ziya tidak berada di rumah Astri. Di tengah kemacetan dan kendaraan yang mengular di sepanjang ruas jalan, pikiran Mahesa bercabang menjelajah ke semua probabilitas yang di stimulasikan otaknya. Perjalanan yang semestinya bisa ditempuh hanya dalam waktu tiga puluh menit, rumah Astri seakan berada di ujung pulau Jawa pagi itu. Ha