Bab 42

1258 Words

Intan berjalan malas-malasan ke ruang keluarga bersama Dini. Sejak pagi, mereka berdua sudah berniat nongkrong sambil nonton TV sambil membahas strategi baru untuk menjebak Amira. Tapi begitu sampai, langkah mereka langsung terhenti. "Mata aku nggak salah lihat, kan, Din?" bisik Intan, matanya membelalak. Dini melongo, lalu menggosok-gosok matanya seolah tak percaya. "Ini... TV-nya mana? Kok kosong begini?" Mereka berdua mendekat, memastikan. Tak hanya televisi 70 inci itu yang lenyap, bahkan sound system mahal di sekitarnya pun ikut raib. Ruangan yang biasanya penuh suara musik atau film kini terasa hening, sunyi. "Ada maling?!" seru Intan panik. Tanpa berpikir panjang, mereka segera berlari ke halaman belakang, mencari siapa saja yang bisa disalahkan. Tiba-tiba mata mereka menangka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD