Bab 44

1007 Words

"Obat tidur?!" matanya melebar seketika. "Tapi... dia nggak punya riwayat pakai obat tidur." Dokter menatap Ali dengan serius. "Kalau begitu, kemungkinan besar, dia diberi tanpa sadar. Kita harus cepat bawa dia ke rumah sakit untuk menetralkan obat dalam tubuhnya." Tanpa membuang waktu, Ali menggendong Amira dan berlari ke mobilnya. Ia menginjak pedal gas dalam-dalam, membelah jalanan malam menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Ali menggenggam erat tangan Amira. "Sayang... bertahan ya. Abi di sini. Abi nggak akan ninggalin kamu," bisiknya lirih, hatinya penuh penyesalan dan amarah yang membuncah. Dalam hati, ia bersumpah, siapapun yang berani menyentuh atau menyakiti istrinya, akan berhadapan langsung dengan dirinya. Sesampainya di rumah sakit, Amira langsung dilarikan ke ruang g

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD