“Oh my God… kamu… kamu udah…” Amira hanya meletakkan jari telunjuk di bibirnya. “Sssst. Rahasia negara.” Sintya langsung menjerit pelan. “AMIRA, KAMU GILAAAA!!!” --- Kantin siang itu cukup ramai. Para mahasiswa lalu lalang membawa nampan makanan, sebagian duduk mengobrol dengan penuh semangat. Di pojokan dekat jendela, Amira dan Sintya duduk dengan tenang. Amira menyendok nasi goreng ke mulutnya, tanpa peduli dengan sahabatnya yang gelisah seperti cacing kepanasan. Dari tadi dia melirik Amira, menggigit sendok, lalu membuka mulutnya untuk bertanya… dan menutupnya lagi. Tapi pada akhirnya, rasa keponya mengalahkan segalanya. “Mir… loe semalam diapain aja ama si Alibaba itu?” bisiknya sambil mendekat, takut jika didengar oleh mahasiswa lain karena memang, tak ada satupun yang tahu kala