9. Man in Action

580 Words
Suatu malam aku mendapatkan e-mail. Aku mengernyit karena email itu bukan datang dari penulis yang ingin menerbitkan naskahnya, padahal email itu jelas-jelas email kerjaku yang memang terpampang di website kantor. From : deanajiwilliam@hotmail.com Subject: Proposal Hi, Apa kabar, Bethany? Aku merindukanmu. Maaf aku sudah menakutimu dengan lamaranku beberapa hari yang lalu. Aku hanya tidak tahu harus bagaimana, tetapi aku serius ingin menikah denganmu. Kita bisa berkencan dulu sebelum kau setuju menikah denganku, tapi aku harap kau mau memberi kesempatan itu. Dean. Argh. Aku menutup laptopku dengan cepat. Dean benar-benar ingin membuatku sinting rupanya. Apa tidak cukup jawabanku kalau aku tidak ingin menikah dengannya atau siapapun! Aku tidak akan menikah seumur hidup. Aku menggeleng. Dean pasti tidak akan menyerah begitu saja sampai aku menyerah dan setuju, terbukti bahwa sampai detik ini dirinya yang masih berusaha. Aku tahu laki-laki seperti Dean akan mati-matian mendapatkan apa yang dia inginkan, tetapi setelah mendapatkannya aku bisa jamin dia tidak akan memperlakukanku seistimewa ini. Aku mengganti email kantorku dengan email pribadi karena tidak mau percakapan kami masuk ke database kantor. From: bethanythompson@hotmail.com Subject: Your proposal Aku tidak berkencan dan tidak akan menikah. aku akan jadi biarawati. From: deanajiwilliam@hotmail.com Di mana gerejamu? Aku akan beribadah di sana kalau begitu. From: bethanythompson@hotmail.com Kau tahu tidak kalau kau itu super mega menyebalkan? Aku tidak berkencan. From: deanajiwilliam@hotmail.com Dan tampan juga mapan.  Oleh karena itu aku mengajakmu menikah, Bethany. From: bethanythompson@hotmail.com I agree that.  Tapi tetap tidak membuatku ingin menikah denganmu. Aku matrealis. Aku cinta uang dan segala yang mewah. Aku akan menghabiskan seluruh uangmu dan kau akan kewalahan mengaturku. From: deanajiwilliam@hotmail.com Aku bisa memenuhi semua keinginanmu dan aku jamin uangku tidak akan habis. Dan aku bukan menikah denganmu untuk mengontrolmu, Bethany, aku ingin menjalani hidup denganmu. From: bethanythompson@hotmail.com Omong kosong. Buktikan dulu baru bicara. From: deanajiwilliam@hotmail.com You'll see. *** Keesokan harinya aku menerima tas merah muda dari Judith Leiber yang berhasil membuat rekeningku menjerit. Bahkan tas itu tidak pernah berani kumasukkan ke dalam wishlist karena harganya tidak masuk akal. Aku semakin yakin kalau Dean William bukan hanya kaya tapi SANGAT KAYA. Lelaki itu benar-benar menepati ucapannya. Dengan gemetar, aku menyimpan tas itu di walk in closet, di tempat tidak tersentuh dan tentu saja masih berada di dalam bungkusannya. Aku bahkan tidak akan menyentuhnya karena takut.  Aku memang cukup sukses saat ini, tapi uangku tidak sebanyak itu untuk mengeluarkan hampir ratusan ribu dollar hanya untuk sebuah tas tanpa merasa ingin menangis. Tas itu nyaris seharga mobilku yang bahkan aku beli dengan cicilan dan baru akan lunas setengah tahun ke depan. Keesokan harinya aku menerima sepasang stilettos merk Stuart Weitzman. Dengan melihatnya aku sudah bisa memperkirakan harganya. Aku bukan penggemar stilettos dan lebih suka mengenakan sneakers atau flat shoes karena lebih efisien dan praktis juga nyaman jika dipakai menyetir. Aku iseng mengecek harga stilettos tersebut dan nyaris meninggal tersedak apel. Barang-barang mewah terus berdatangan ke kantor membuatku akhirnya sampai di puncak kesabaran. Aku sengaja mengaku matrealis padanya agar dia mundur dan setidaknya turn-off padaku dan bukannya benar-benar membuktikan ucapannya. Aku adalah wanita independent yang mampu membiayai diriku sendiri selama lima tahun belakangan. Aku bisa membeli barang mewah--meski tidak semewah barang yang dia kirim--dengan uangku sendiri. Aku tidak butuh laki-laki untuk memenuhi kebutuhanku karena itu akan membuat harga diriku terinjak dan membuatku merasa berada di bawah mereka. Jadi hari itu juga aku pergi ke Life Care, Inc yang memang masih satu kawasan dengan kantorku membawa semua kado pemberiannya. Kali ini aku akan melaporkannya pada polisi kalau laki-laki itu masih mendesakku untuk menikahinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD