Mata Citra masih menyapu setiap sudut-sudut tempat asing di sekitarnya. Sedangkan Rama sendiri tengah membuka pintu apartemennya dengan akses yang ia miliki. Kemudian setelahnya Rama mempersilahkan Citra masuk ke dalam sana. Meski pun ragu, Citra sama sekali tidak mempunyai pikiran buruk tentang pria yang mengajaknya untuk masuk ke dalam apartemennya ini. Sepi. Ketika lampu dinyalakan, maka terlihatlah pemandangan yang sangat bertolak-belakang dengan kosnya. Serba ada, dan sangat mewah isinya. "Sangat jarang ditempati, maaf jika sedikit berantakan." "Sama sekali tidak berantakan, Mas. Lebih parah kos-an saya!" Rama terkekeh. Kemudian mendudukkan dirinya di sofa, sembari tangannya melepaskan dua kancing kemeja batik yang mencekiknya itu. Citra bergidik ngeri, pikirannya sedikit tr

