70. Rencana Deri

1503 Words

Malam itu, suasana rumah keluarga Dias terasa sunyi. Lampu ruang tengah menyala temaram, hanya menyisakan cahaya lembut yang membuat ruangan terkesan hangat. Dias duduk di sofa dengan tubuh sedikit condong ke depan. Kedua sikunya bertumpu pada lutut, sementara jemarinya sibuk memainkan ponsel tanpa benar-benar fokus. Tatapannya kosong, pikirannya melayang entah ke mana. Sejak pulang dari terapi sore tadi, benaknya dipenuhi tanya. Ia tidak bisa berhenti memikirkan pengakuan Deri. Status Deri yang duda, seakan menempel di dinding kepalanya. Dias bahkan sampai mendengar gaungnya ketika mencoba memejamkan mata. Akhirnya, dengan napas berat, ia memutuskan untuk mencari jawaban langsung malam ini. “Ibu!” panggil Dias dari ruang tengah. Tak lama, suara langkah terdengar dari arah dapur. Ibuny

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD