Saat Alea keluar dari pintu utama rumah sakit, mobil hitam berkilau milik Andika sudah terparkir di sana, menunggunya. Jendela sopir terbuka, dan wajah pria itu menoleh sambil tersenyum ramah. “Sudah selesai, Alea?” suaranya hangat, seperti biasa, saat Alea berjalan mendekat. Alea mengangguk. “Iya, Dok.” "Mau berangkat sekarang?" Lagi-lagi Alea mengangguk meski ada sedikit ragu. "Ayo masuk." Alea lekas menolak. Selain karena ia tak ingin ada yang melihatnya berdua dengan dokter kesayangan para wanita, juga karena Alea membawa kendaraan sendiri saat bekerja. “Terima kasih, Dok. Saya bawa mobil sendiri saja karena nanti mau langsung pulang. Kita ketemuan saja di tempat.” Andika sempat terlihat heran, namun tidak memaksa. “Baiklah. Hati-hati di jalan. Aku duluan ya, nanti kita ketemu