Kini Davit dan Bayu digiring Pak Seno untuk menuju ke pos satpam. Bak orang yang tengah membawa anak kucing, Pak Seno memegang leher belakang Davit dan Bayu untuk ia seret. Sedangkan Davit dan Bayu tidak bisa berontak, takut kena sabetan maut kumis legendaris dari Pak Seno. “Duduk!” titah Pak Seno pada Davit dan Bayu. Sedangkan Satpam yang tertidur langsung tergagap bangun. “Hormat … Grakk!” ucap Satpam menggerakkan tangannya hormat pada Pak Seno. Davit dan Bayu menatap Pak Munir dengan kompak. “Hormat … Grakk!” teriak Davit dan Bayu mengikuti Pak Munir. Tanpa pikir panjang Pak Seno melepas sandalnya dan memukulnya ke bokoong Davit dan Bayu. Buggh! Bughh! “Aduh!” pekik Davit. “Siapa yang menyuruh kalian hormat?” sentak Pak Seno dengan garang. Pak Seno seperti tengah memarahi