Fourty Four

1126 Words

Nayaka bangkit. Ia berdiri dengan lengan kanan yang terbuka demi mempersilahkan Aini. “Silahkan keluar dari rumah ini, Nona!” pintanya dengan senyum tak sampai ke mata. Nayaka tahu bahwa ia bertindak sangat tidak beretika ketika mengusir tamu Kahfi. Hanya saja sebagai ibu dari wanita yang Kahfi inginkan untuk menjadi seorang istri, rasanya ia memiliki hak setelah mendengar putrinya dihina. “Anda bukan pemilik rumah ini. Jangan bertingkah seolah anda nyonya, ya!” murka Aini. Gadis itu sama-sama bangkit dari tempat duduknya. Menunjuk-nunjuk Nayaka dengan jari telunjuk. Ia merasa jika Mama Zahra telah melampaui batasnya di rumah Kahfi.   “Saya berhak ketika di dalam rumah sahabat saya ini, ada putri saya yang tinggal di dalamnya. Sedangkan kamu siapa?!” tantang Nayaka. Sejak beberapa jam la

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD