26-27

894 Words

Dalam perjalanan pulang sampai tiba di kamar aku terus membisu. Aku sudah berusaha bersikap romantis, tapi ia hanya diam saja. Mungkin pikirannya sedang bermuara pada selingkuhannya. Sungguh menyebalkan. Aku mengenakan kaus dalam lalu duduk di bibir ranjang. Hening. Sungguh tak nyaman diam-diaman seperti ini. Tapi ia dulu yang memulai. Sejak tadi aku terus dicueki. Mau kubuatkan teh? tanyanya tiba-tiba. Aku menoleh, Tidak usah sok perhatian. Ia mengembuskan napas. Ya, udah kalau gak mau. Benar-benar istri tak peka. Apa susahnya sih mengatakan, 'aku memang perhatian, Mas' atau paling tidak langsung saja keluar kamar dan kembali dengan teh di tangan. Kekesalanku semakin menjadi saat tanpa rasa bersalah ia merebah lalu menarik selimut. Aku ikut merebah, segera menarik selimut di tubuh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD