141. Merahasiakannya

1270 Words

“Sakit.” Wahda meringis, memegangi perut sambil mendesis. “Nggak ada kapoknya kamu datang padahal selalu diusir! Kamu benar-benar menguji amarah saya!” bentak Marissa lagi. “Mom, saya memang salah. Saya minta maaf. Tapi tolong, izinkan saya menemui Ken barang sekali saja.” Wahda mengiba, terus menangis. Ia menatap sang mertua sendu. “Tidak akan! Ini peringatan terakhir untukmu. Kalau kamu tetap datang ke sini lagi, saya akan memindah Ken tanpa sepengetahuanmu!” “Mom!” Wahda menggeleng. “Untuk itulah, jangan pernah datang lagi ke sini. Ken biar kami, keluarganya yang urus.” Air mata, raut iba, tidak membuat Marissa tersentuh sedikit pun. Justru membuat wanita itu merasa jijik pada sang menantu. “Mom, Ken kembali kritis!” Dari pintu ruang ICU, Dariel berteriak. “Apa!” Marissa pun be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD