103.Belum Puas

1534 Words

“Memangnya kenapa kamu bertanya seperti itu?” Kenrich bertanya balik. “Silakan masuk dulu saja, Mas. Nggak enak bicara sambil berdiri gini. Kita bicara di dalam.” Wirda mempersilakan. Di luar, Wahda mengepalkan tangannya kuat-kuat. “Aku juga akan merebut bule itu dari Mbak!” Ancaman sang adik waktu itu kembali berputar jelas di telinga Wahda dan sepertinya itu bukan main-main. Sekarang sedang dibuktikan. Mata Wahda memanas. Entah kesalahan apa yang diperbuat pada Wirda sampai-sampai sang adik sangat membencinya dan ingin merebut semua yang dimiliki. Selama ini, ia sudah mengalah. Semua sudah diberikan. Namun, Wirda terus merasa tidak puas dan selalu melakukan hal semaunya. “Bapak sama Ibu ada?” tanya Kenrich. “Nggak ada, lagi di kandang.” “Saya tunggu di luar saja kalau begitu.” “K

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD