Pertengkaran siang itu di menangkan oleh Damian. Karena baik satpam maupun pemilik Apartemen berada di pihaknya. Argo dan Nanaw berhasil di usir dengan mudah karena Damian mengadu dengan ekspresi tersakiti. Padahal sebenarnya dia sendiri yang mulutnya paling menyakiti dua orang itu.
Kekalahan itu membuat argo kesal sekali. Harga dirinya yang tinggi tidak terima dikalahkan oleh seorang laki-laki yang dia pikir hanya seorang Dokter rendahan saja.
"Cari tahu semuanya tentang dokter di klinik kecil itu!" Perintah Argo pada anak buahnya setelah masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.
Sementara Alana merasa sedikit canggung karena melibatkan orang asing seperti Damian, ke dalam masalah Rumah Tangganya. "Terimakasih banyak pak Dokter, lain kali tolong tidak usah terlibat! Suamiku bukan orang yang baik, dia mampu membuat istrinya sendiri babak belur. Apalagi orang lain. Aku takut Pak Dokter akan jadi sasaran kemarahan Mas Argo lagi di lain waktu." Ujar Alana memperingatkan. Diantara semua kata yang diucapkan oleh wanita itu, Damian paling benci panggilan 'mas' yang masih tersemat di nama Argo.
"Aku lebih kuat dari yang kamu bayangka Alana. Karena itu kamu bisa mengandalkanku. Hanya seekor hama seperti Argo tidak akan pernah bisa menjatuhkanku." Balas Damian sambil tersenyum. Dia ingin meminta Alana menanggalkan sebutan 'mas' dan 'suamiku' yang masih gadis itu sematkan ketika memanggil Argo. Tapi urung Damian lakukan. Laki-laki itu mempertimbangkan tatapan Alana yang masih melihatnya sebagai orang lain. Dan orang lain yang terlalu dalam ikut campur pasti menyebalkan. Damian tidak mau jadi orang yang menyebalkan dimata Alana.
Alana tersenyum saja, kemudian matanya membulat melihat Damian memasuki pintu Apartemen di sebelahnya. "Pak Dokter tinggal di sini?" tanyanya kaget.
"Ah, iya. Aku sudah tinggal di sini sekitar sebulan. Tadi niatnya mau masak makan siang di Unit saja, tapi malah lihat kamu ada di sini." Balas Damian berbohong. Padahal baru hari ini dia masuk Apartemen itu dan barang-barangnya juga masih berada di Apartemen lamanya yang mahal. Dia tidak ingin Alana merasa tidak nyaman karena kepindahan tiba-tibanya, apalagi tepat di samping unit gadis itu, pasti terlihat seperti menguntit.
"Iya, aku baru pindah hari ini pak Dokter. Nggak nyangka ternyata kita tetanggaan. Katanya di sebelah kiri aku juga akan ada penghuni baru hari ini. Semoga kita bisa rukun yah pak, karena di lantai ini hanya ada kita bertiga." Ucap Alana ramah.
Seseorang yang akan pindah di samping kiri Alana adalah Maria. Dan dia adalah salah satu anak buah Damian yang sengaja laki-laki itu tugaskan untuk menjadi teman Alana, sekaligus melindunginya. Tapi tentu saja Damian tidak mau Alana sampai tahu.
"Iya, aku juga sudah dengar dari Satpam. Seneng sih udah nggak sendirian lagi di lantai ini." Balas Damian sambil tersenyum. "Btw nama aku Damian, kamu boleh memanggil aku pakai namaku saja Alana. Tidak perlu memanggil pak Dokter kalau di luar Klinik." laki-laki itu menambahkan.
"Baiklah Damian, salam kenal kalau gitu. Maaf karena tadi sudah melibatkan kamu ke dalam masalah pribadiku. Pasti kamu terganggu yah karena keributan tadi?" Ekspresi Alana terlihat tidak enak. Tapi Damian justru senang karena namanya akhirnya disebut oleh pujaan hatinya itu.
"Salam kenal juga Alana." Damian tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Senyum Alana membuatnya salah tingkah karena terlalu manis. "Sebenarnya aku jadi nggak sempat masak buat makan siang sih!" Tambah laki-laki itu sengaja membuat Alana tidak enak hati. Damian berharap wanita itu mau mengajaknya makan siang.
"Ah, kalau gitu gimana kalau kita makan siang di bawah saja? aku yang traktir?" Ucap Alana sesuai prediksi laki-laki itu.
"Boleh sih kalau nggak ngerepotin." Balas Damian sambil tersenyum polos.
"Nggak kok. Anggap saja sebagai ucapan terimakasih karena udah di bantuin sama kamu menghadapi Argo. Kebetulan aku juga belum makan." Ucap Alana lagi. Wanita itu kemudian masuk ke Unit untuk mengambil tas kecilnya, lalu berjalan ke bawah di iringi Damian yang penuh senyuman. Acting pura-pura terganggu yang laki-laki itu tunjukkan di depan Alana, menghasilkan makan siang bersama. Itu imbalan yng cukup karena sudah menghadapi dua hama yang membuat Damian sakit kepala saking kesalnya. Kedepannya Damian berencana mendapatkan imbalan yang lebih baik lagi. Contohnya di nobatkan menjadi calon suami misalnya!
Baru makan siang bersama saja, Damian merasa aroma calon pacar sudah tercium semerbak di hidungnya. Giginya sampai kering karena terus tersenyum. Padahal Alana bersikap biasa saja dan masih menganggapnya orang agak asing. Tapi Damian tidak berkecil hati, karena semua hubungan berawal dari asing.
"Tuan Muda, laki-laki bernama Argo itu mengirimkan orang untuk mengawasi anda." Pesan dari pak Agus muncul di pop up ponsel Damian.
"Biarkan saja! awasi saja orang-orang itu! aku sedang sibuk." Balas Damian asal. Laki-laki itu terus membuka obrolan dengan Alana dan membuat gadis itu banyak tertawa. Damian tahu ada orang Argo di salah satu bangku Restoran sedang mengawasi. Laki-laki itu sengaja agar kebersamaannya dengan Alana terlihat mesra dan menyenangkan. Supaya Argo kesal.
Damian tidak lupa merapihkan rambutnya sambil menunggu makanan datang, karena dia bisa melihat ada kamera tersembunyi di balik tas yang orang suruhan itu letakkan di meja. Tentu saja wajahnya tidak boleh sampai jelek di depan kamera musuh. Karena sekalipun dia belum berhasil memenangkan hati Alana, tapi wajahnya tidak boleh sampai kalah dari Argo.
***
"Dari mana mbak Alana tahu soal kedekatan kita yah Kak? kok dia sampai ngungkit masalah bercinta segala sih? Mbak Alana belum boleh minta cerai sekarang kak. Bisa berabe kalau ini sampai terjadi." Nanaw terdengar panik.
"Dia cuma parno aja ngelihat kedekatan kita. Lagian dia nggak mungkin bisa cerai dari aku, soalnya dia nggak punya apa-apa lagi sekarang." Balas Argo tampak tenang. Tapi mulutnya seketika mengumpat, melihat foto mesra Alana dengan Damian di Restoran tempat mereka makan siang sekarang . Apalagi istrinya yang jarang tertawa itu, terlihat tertawa lepas bersama laki-laki yang tadi membuatnya darah tinggi itu.
"Sebenernya dia siapa sih kak? udah jelas-jelas selingkuhan mbak alana bukan dia. Kenapa dia ikut campur sih?" Nanaw terlihat kesal. Bukan karena dia ada di pihak Argo, tapi karena gadis itu menyadari bahwa Damian jauh lebih tampan dari Argo.
"Kita akan tahu tidak lama lagi. Lihat saja nanti, aku akan menghancurkannya sampai dia tidak mau hidup lagi." Balas Argo penuh dendam. Nanaw mengangguk saja dan tidak menanggapi. Dia justru penasaran pada Damian yang menurutnya ketampananhya di atas rata-rata itu. Karena di mata Nanaw, entah kenapa Damian terlihat tidak hanya sekedar Dokter di Rumah Sakit kecil.
"Kita nggak pulang ke rumah kak?" Tanya Nanaw begitu dia sadar kalau jalanan yang di lewati bukan jalanan yang biasa di tempuh ketika hendak pulang.
"Aku mau ke rumah Orang Tua Alana dulu." Balas Argo singkat. Tidak lama kemudian mereka sampai di pintu gerbang megah Rumah istri Argo itu. "Kamu tunggu di mobil!" Perintah Argo membuat Nanaw cemberut. Tapi dia tidak berani ikut masuk ke rumah Alana karena dia tahu orang tua Alana tidak menyukainya.
Ketika Argo masuk, Denis dan Ella sedang duduk di Ruang Tamu, menunggunya. Laki-laki itu sebelumnya memang sudah mengabari mertuanya itu kalau dia akan datang.
"Selesaikan sendiri urusanmu Argo! Kami sudah mengusir Alana dari rumah jadi urusan dia bukan lagi urusan kami." Ucap Denis tegas sebelum Argo sempat berbicara. Laki-laki itu mendesah.
"Tidak bisakah ayah memberitkan Alana pengertian? Dia hanya salah paham. Aku dan Nanaw benar-benar tidak ada hubungan apapun." Ucap Argo tampak Frustasi. "Argo sudah datang baik-baik ke Apartemen barunya, tapi Ayah mau tahu apa yang dia lakukan? Dia malah berduaan dengan seorang dokter di klinik kecil yang sok kegantengan itu!" Ungkap Argo terus mengadu.
"Urusan Alana, bukan lagi urusan kami. Tapi perusahaan dia lima puluh persennya adalah milik saya. Karena itu saya akan mengambil alih." Balas Denis benar-benar tampak tidak lagi peduli dengan putrinya.
"Apakah Ayah dan Ibu memang seperti ini? kalian hanya peduli pada perusahaan dan tidak peduli dengan putri kalian?" tanya Argo tidak habis pikir.
"Bagi saya, seorang anak yang sudah tidak berguna. Tidak pantas untuk di anggap bagian keluarga lagi. Alana mengikuti jejak kakaknya yang menjadi pembuat onar, karena itu sudah jadi konsekuensinya keluar dari rumah dan kehilangan nama Rosemary. Sejak dia keluar dari rumah ini beberapa jam lalu, dia bukan lagi bagian dari Rosemary. Karena itu silahkan kamu urus masalahmu dengannya saja. Sudah bukan lagi jadi urusan kami." Jawan Denis tegas. Laki-laki itu kemudian beranjak hendak masuk ke ruang kerjanya.
"Alana sudah menyerahkan perusahaan itu sepenuhnya pada Argo. Dan perusahaan itu juga tidak begitu baik di awal, karena itu Nanaw membeli semua saham Alana demi bisa membiayai oprasional perusahaan. Karena Alana tidak punya uang dan dia enggan meminta uang dari Ayah."
"Ya Tidak masalah siapa pemilik sepuluh persen dari saham itu. Yang jelas lima puluh persen dari saham adalam milikku dan lima persen lagi milik Ella Istriku. Saya lebih berhak atas perusahaan itu dibanding adik angkat kamu yang hanya memiliki sepuluh persen itu. Sejak awal perusahaan itu di bangun juga menggunakan uangku." Balas Denis lagi.
"Apa Ayah benar-benar tidak peduli dengan Alana? Kami masih suami istri Yah. Selama ini perusahaan itu juga Argo yang kelola. Dan semuanya baik-baik saja."
"Dulu saya membiarkan kamu dan adik kamu yang kelola karena Alana masih putriku dan kamu masih menantuku. Tapi sejak Alana keluar dari rumah tadi, sudah tidak ada hubungan keluarga lagi dalam pengelolaan perusahaan itu. Lagi pula saham anak itu juga sudah tidak ada kan? Hubungan kita di perusahaan itu hanya tentang bisnis saja Argo! Apakah kamu tidak membaca dengan teliti surat perjanjian kerja yang di sepakati bersama Alana?" Tanya Denis membuat Argo bingung.
"Perjanjian?"
"Jika Alana melepaskan kendali perusahaan sepenuhnya, maka seluruh kewenangan perusahaan akan jatuh ke tanganku sebagai pemilik saham terbanyak. Itu ada di surat perjanjian kami dulu. Itu merupakan surat perjanjian resmi yang di sahkan oleh hukum. Jika kamu tidak tahu, nanti pengacara saya akan mengirimkan salinannya." Ucap Denis lagi. Laki-laki itu kemudian benar-benar pergi, meninggalkan Argo dalam kebingungan dan kekesalannya.
"Suami ibu memang seperti itu. Dia bahkan sudah mengurus penghapusan hak Waris Alana. Namanya juga sedang di usahakan untuk di hapus dari KK." ujar Ella menjelaskan sambil mendesah.
Argo benar-benar terkejut. Dia memang tidak terlalu mengenal keluarga istrinya. Selama ini Argo hanya tahu kalau Alana mudah di bodohi dan keluarganya tidak suka ikut campur masalahnya. Karena itu, dia berpikir jalannya akan mulus. Tapi setelah dia hampir kehilangan Alana, keluarga wanita itu justru lepas tangan dan hendak mengambil perusahaan. Argo cukup panik mengetahui situasi ini. Sebab perusahaanya sendiri sedang mengalami masalah dan selama ini bisa terus berjalan berkat sokongan dana gelap dari perusahaan yang Alana bangun.
Perusahaan milik Alana tidak sesederhana yang di sebutkan oleh Alana. Bisnisnya mencakup desain interior mewah dengan pelanggan kaum konglomerat. Selain itu perusahaan ini juga menaungi beberapa Resort di Bali yang Desainnya Alana sendiri yang merancang. Ada butik dan toko Bunga Mewah yang menjadi cikal bakal perusahaan itu berkembang dulu.
Kelihatannya tidak sebesar perusahaan Minimarket yang Argo miliki memang. Tapi dari skala profit, perusahaan Alana jauh lebih sukses. Selama ini Argo hanya melaporkan laba bersih sekitar lima persen dari keseluruhan saja, Alana tidak curiga. Karena alasan itu Nanaw sangat terobsesi pada perusahaan itu, tapi Nanaw kurang perhitungan.
Nanaw pikir dengan mengambil alih seluruh saham milik Alana, dia akan bisa membuat Denis menyerahkan sahamnya pada putrinya. Rencana yang Nanaw pikirkan adalah membuat cerita karangan tentang Alana yang bangkrut tapi tidak mau merepotkan orang tuanya. Gadis itu pikir Denis akan kasihan pada putrinya dan menyerahkan semua sahamnya. Dengan begitu, Nanaw bisa mengakali Alana lagi untuk mengambil alih saham itu.
Nanaw mengajak Argo bekerja sama untuk mengambil alih perusahaan Alana demi keuntungan bersama. Lagipula perusahaan Argo saat ini akan sulit berjalan tanpa perusahaan Alana. Tapi di luar dugaan, Denis malah mencoret Alana dari hal waris. Hal ini membuat Argo lumayan pusing.
Nanaw langsung mengumpat kesal begitu mendengar informasi itu dari Argo. "Kalau gitu, kita nggak punya cara selain berbaikan dengan Alana kak. Aku yakin kalau Alana kembali rukun sama kamu dan meminta maaf pada Ayahnya, laki-laki itu akan luluh kembali." Ucap Nanaw mulai pusing juga.
"Aku punya cara lain. Aku akan menghancurkan Denis dan mengambil alih perusahaan itu secara paksa. Tapi aku tidak akan pernah melepaskan Alana. Aku yakin Denis hanya berpura-pura tidak mengakui Alana lagi untuk menyelamatkan perusahaan. Alana akan selamanya menjadi tawanan di rumahku agar Denis tidak berani macam-macam." Ucap Argo licik. Nanaw tersenyum bangga sambil menggandeng lengan Argo mesra.
"Kakakku memang jenius." Pujinya manis. Argo tersenyum saja sambil melepaskan tangan Nanaw di lengannya. Hal itu membuat Nanaw cemberut tapi tidak berani protes. Karena sebenarnya Nanaw tahu kakak angkatnya menyukai Alana. Sikap kasar Denis selama ini hanyalah rekayasa Nanaw yang berhasil membuat bukti palsu kalau Alana berselingkuh.
Lalu dari mana semua Video m***m itu berasal? Hanya Damian dan Ronin yang bisa menjelaskannya.