Saling Merindu tapi gengsi

1469 Words

Pak Hasan menatap Athar dan Zaozah dengan tatapan tegas. "Tidak ada perceraian. Kalian sudah menikah, dan pernikahan bukan permainan." Athar mengepalkan tangannya, sementara Zaozah menundukkan kepala. "Ayah, ini bukan soal status, tapi..." Athar mencoba menjelaskan, tapi Pak Hasan memotongnya. "Kau laki-laki, Athar. Kau yang memilih menikahi Zaozah, jadi kau harus bertanggung jawab. Kalau ada masalah, selesaikan. Bukan dengan berpisah." Bu Rina ikut berbicara, suaranya lebih lembut. "Zaozah, Nak, Ibu tahu kau terluka. Tapi percayalah, semua bisa diperbaiki kalau kalian mau berusaha." Zaozah menggigit bibirnya, merasa bimbang. Apakah benar semuanya bisa diperbaiki? Sementara itu, Athar menatap wajah ayahnya yang penuh wibawa. Dia tahu jika ayahnya sudah berbicara seperti ini, tidak ad

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD