Begitu mobil Athar berhenti di depan rumah orang tuanya, Zaozah langsung turun dengan senyum cerah. Wajahnya terlihat lebih hidup dibandingkan beberapa hari terakhir. “Ayah… Ibu…” panggilnya dengan penuh semangat saat melihat kedua orang tuanya keluar dari rumah. Ibunya segera memeluknya erat, mencium keningnya dengan penuh kasih sayang. “Zaozah, nak… Ibu khawatir sekali.” Ayahnya menepuk bahu Zaozah dengan lembut, “Kamu baik-baik saja, kan?” Zaozah mengangguk. “Iya, Yah. Aku baik-baik saja.” Sementara itu, Athar tetap berdiri di dekat mobil, memperhatikan pemandangan itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ada kehangatan di keluarga ini yang entah kenapa membuatnya merasa seperti orang asing. “Ibu buatkan makanan kesukaanmu, ayo masuk!” seru ibunya dengan penuh semangat. Zaozah