Zaozah memandangi layar ponselnya dengan tangan gemetar. Tubuhnya masih lemas usai malam penuh emosional bersama Athar yang membuatnya merasa begitu menggelora, dan sekarang, namanya jadi headline sebagai “orang ketiga”. Azka masih tertidur, tapi Zaozah langsung duduk di sofa ruang VVIP dengan napas memburu. Wajahnya pucat. Matanya berkaca-kaca. Athar keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah dan kaus sederhana. Dia melihat Zaozah yang pucat menatap ponsel. "Ada apa?" tanya Athar pelan, mendekat. Zaozah tak menjawab. Dia hanya menyodorkan ponselnya. Video Irene sedang konferensi pers terpampang jelas, lengkap dengan tuduhan—dan foto mereka berdua. Wajah Athar langsung mengeras. Dia mengambil ponsel itu dan menonton sampai habis, rahangnya menegang tiap kali Irene menyebut nama