Hari itu, Athar mengajak Zaozah dan Azka untuk berkunjung ke kediaman keluarga besar Ivander, sebuah rumah megah bergaya klasik di tengah kota. Suasana terasa mencekam bagi Zaozah, meski ia berusaha bersikap tenang. Ia tahu betul, bukan hanya masa lalunya yang akan dibahas, tapi juga posisinya sebagai istri yang pernah diceraikan.
Begitu mereka tiba, Pak Fariz Ivander langsung berdiri dari kursi kerjanya di teras belakang. Wajahnya bersinar terang saat melihat bocah kecil berlari-lari kecil sambil membawa mobil-mobilan.
“Subhanallah… ini Azka?” tanya Pak Fariz terharu, lalu jongkok dan membuka tangannya lebar-lebar.
Azka berhenti, lalu menatap Athar dan Zaozah sejenak sebelum berlari ke pelukan sang kakek.
“Aku Azka! Nama lengkapnya Azka Rafasya Ivander,” serunya polos.
Pak Fariz terk
