Athar mengajak Azka duduk di sofa ruangannya, sementara Zaozah duduk di samping. Ia memeluk lengan suaminya dengan santai, membuat Leo yang melihat pemandangan itu ikut tersenyum simpul—jarang sekali ia melihat sisi hangat dan lembut dari bosnya. “Papa, Azka boleh main di kantor Papa?” tanya Azka sambil menunjuk meja besar di sudut ruangan. “Boleh dong, asal jangan ganggu kerja orang lain ya,” jawab Athar sambil mengacak rambut Azka penuh sayang. Fika datang membawa minuman, dan ketika ia menaruh kopi di meja, Azka langsung menyapanya polos, “Kakak cantik, temannya Om Leo ya?” Fika tertawa kecil. “Iya, kamu pintar banget sih, Azka!” Leo pun menimpali, “Kita semua temenan di sini. Tapi Kak Fika ini paling sering ngingetin Om Leo kalau kerjaannya numpuk.” Zaozah yang mendengar itu ikut