Athar menggenggam setir mobilnya erat, matanya menatap tajam ke arah Zaozah dan Azzam yang berjalan berdampingan menuju lobi kantor. Darahnya mendidih melihat Azzam tersenyum ramah pada Zaozah, sementara Zaozah tampak berbicara dengan tenang. "Kenapa dia selalu ada di dekat Zaozah?" pikir Athar, rahangnya mengeras. Ia menahan diri untuk tidak keluar dari mobil dan menghampiri mereka. Namun, amarah dalam dadanya terus bergejolak. Bibirnya mengepal, dan tanpa sadar ia menyalakan mesin mobilnya lebih kencang, seolah ingin menarik perhatian Zaozah. Namun, Zaozah tak menoleh. Athar memukul setirnya dengan kesal. "Kenapa aku jadi seperti ini?" gumamnya frustrasi. "Ck, si buaya darat itu, ngapain sih deket-deket Zaozah mulu," Athar nampak menggerutu pelan. Para staf mulai berbisik-bisik s