Athar turun dari mobilnya dengan gaya khasnya—kemeja hitam yang digulung hingga siku, celana bahan yang pas membentuk tubuh atletisnya, dan jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya. Namun, saat matanya menangkap sosok Zaozah yang melangkah keluar dari rumah kos, napasnya seperti tertahan sesaat. Zaozah berdiri anggun dalam balutan dress dusty pink yang jatuh sempurna di tubuhnya. Hijab satin senada membingkai wajahnya yang lembut, dan riasan naturalnya semakin menonjolkan kecantikan alaminya. Mata mereka bertemu sejenak, dan Athar merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. "Kamu..." Athar hampir kehilangan kata-kata. Zaozah hanya tersenyum tipis. "Kita mau berangkat sekarang?" tanyanya pelan. Athar mengangguk cepat, mencoba menenangkan dirinya. Ia membukakan pintu mobil