Setelah Kepergiannya

1700 Words

Zaozah menatap wajah ketiga anaknya yang sedang bermain di ruang tamu, rasa sakit di hatinya sedikit mereda melihat mereka. Aqsa dan Alisa, yang baru saja berusia beberapa bulan, tampak tersenyum ceria, sementara Azka yang lebih besar mendekat dan bertanya, "Ibu, kapan Ayah pulang?" Dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Zaozah tersenyum lembut, berusaha untuk tetap tenang meskipun hatinya hancur. Azka, yang masih terlalu muda untuk sepenuhnya memahami, menggenggam tangan ibunya erat, memberi kekuatan yang tidak terucapkan. Zaozah merasakan bahwa di sinilah kekuatan sejatinya, di dalam pelukan anak-anaknya. Mereka adalah alasan dia tidak boleh menyerah. Meskipun dunia terasa gelap, mereka adalah sinar dalam hidupnya yang memberikan harapan untuk bertahan. Di tengah-tengah pemulihannya pasc

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD