"Papa marah karena aku ya?” Zaozah mencium kening Azka. “Papa marah karena sayang sama kamu.” Ruang pertemuan sekolah yang awalnya panas mendadak hening ketika pintu terbuka dan Athar melangkah masuk dengan sikap tenang namun berwibawa. Matanya tajam menatap satu per satu hadirin, terutama ayah Darren, yang langsung pucat pasi begitu menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. " Saya minta masalah ini, tidak dibiarkan!" "Ma-maaf, Pak Athar... saya tidak tahu kalau Anda—" Athar tak memberi ruang untuk basa-basi. Ia berjalan mendekat dan meletakkan berkas laporan kejadian bullying yang terjadi pada Azka di meja. "Ini bukan tentang jabatan saya. Ini tentang seorang anak yang difitnah dan disakiti mentalnya karena gosip tidak berdasar. Tentang keluarga saya yang dihina di depan umum.” I

