Zaozah berdiri di depan pintu ruangan, matanya tak lepas memandangi Aditya yang baru saja selesai berbicara dengan beberapa rekan kerjanya. Rasa harapannya semakin membuncah, meskipun ia mencoba untuk menahan perasaan itu. Dengan langkah hati-hati, Zaozah mendekati Aditya yang sedang merapikan berkas di mejanya. "Aditya..." Suaranya terdengar lembut, namun penuh harapan. Aditya menoleh, dan matanya sempat menyapu Zaozah. "Ada apa?" jawabnya singkat, matanya masih terlihat ragu. Zaozah menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. "Kamu... kamu sangat mirip dengan suamiku, Athar," kata Zaozah pelan. "Bahkan... kamu seperti dia." Aditya terdiam beberapa detik, ekspresinya berubah sedikit bingung. "Suamimu?" katanya, mengernyitkan dahi. "Saya tidak tahu apa yang kamu bicarak

