Bukan hanya Irfan yang lega, tapi Elia juga. Rasa sayangnya pada Fani tumbuh dengan alami, seiring berjalannya waktu. Elia sungguh tidak rela bila Fani diambil oleh Ika. Rasa khawatir hadir dalam diri Elia. Khawatir jika Irfan kalah dalam sidang hak asuh anak, karena Irfan tak bisa menghadirkan sosok ibu dalam hidup Fani. Kecemasan itu terbawa sampai malam harinya dan diungkapkan pada El saat mereka berdua berbaring di atas tempat tidur. "Tadi ibunya Fani datang." Elia memulai cerita. "Ibunya Fani? Mau apa?" "Dia ingin mengambil Fani dari Pak Irfan." "Enak saja!" El langsung emosi mendengarnya. "Memang jenis orang yang tidak tahu malu dia itu!" Emosi Elia ikut naik lagi "Bagaimana tanggapan Irfan?" "Pak Irfan menantang dia untuk bertemu di pengadilan. Kata Nini, Nini akan menduku