"Eung, Mas beneran mau ikut masuk?" entah ini pertanyaan yang keberapa kalinya sampai bikin Farel males sendiri dengernya.
"Kenapa sih tanya melulu, kamu gak ridho aku ikut masuk? Gak mau? Gak ikhlas?" sewodnya seperti biasa.
Ajeng meringis, menggeleng pelan. "Bukan begitu Mas tapi ... anu, itu ... Ayah saya agak—"
"Apasih!" ketus Farel langsung melepas seatbelt nya dan keluar mobil, Ajeng yang melihatnya pun buru-buru ikut keluar, makin panik lagi saat melihat lelaki itu benar-benar berjalan masuk ke halaman rumahnya.
"M-mas Farel aduh pelan-pelan aja dong jalannya!" tahan Ajeng menarik-narik lengan lelaki itu.
Farel justru dengan gagah, berani, dan percaya diri, makin sombong jalannya, bahkan sengaja busung-busungin dadanya biar keren.
Ajeng terlihat gelisah, masalahnya ini pertama
