Raymond menghela napas panjang, begitu mobilnya meninggalkan kediaman orang tuanya. Memang Amara sudah menunjukkan sikap yang biasa saja, tapi entah mengapa, Raymond malah merasakan dinding tak kasat mata yang dibangun oleh gadis itu. Suara klakson motor yang nyaring, membuat Raymond tersadar dari lamumannya, dan melihat jika mobilnya sudah berada di depan kampus. Dia menurunkan kaca mobilnya, saat seseorang mengetuk-ngetuknya. "Pak Raymond tidak apa-apa? Tumben Bapak tidak fokus dalam mengemudi," tanya salah satu mahasiswa. "Saya tidak apa-apa, hanya kurang tidur. Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan saya," jawab Raymond sembari mengulas senyum tipis. "Sama-sama, Pak. Kalau begitu saya permisi, mau ke kelas dulu," ucap sang mahasiswa yang kembali menaiki motornya. "Amara, kamu m