Lily duduk di tepi sofa kecil apartemennya, rambut masih setengah berantakan setelah menata diri di cermin. Gaun navy yang semalam ia pakai terasa berat di tubuhnya, seolah ikut menanggung semua tatapan, bisik-bisik, dan komentar yang kini muncul di layar ponselnya.
Grup teman kuliah dan keluarganya berderet-deret mengirim foto yang sama: dirinya berdiri di samping Ethan Blackwell, CEO Hyper, di gala perusahaan. Di layar ponsel, pesan demi pesan membanjiri notifikasi.
“Lily, serius itu kamu? Kok bisa sedekat itu sama bos besar?”
“Awas, nanti istrinya marah!”
“Wih, lihat tatapannya! Serius kayak pasangan!”
Lily menatap layar, menggigit bibir bawahnya. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Ini bukan yang ia harapkan. Ia hanya melakukan pekerjaannya, menggantikan Victoria yang
