LINZIE - 43

1415 Words

Esoknya, aku bangun tak mendapati Mas Roy di kamar. Semalam kami sempat berdebat. Terlebih Mas Roy yang keberatan akan sikapku yang sesuka hati katanya dengan pulang larut malam. Meminta padaku untuk tidak mengulanginya lagi. Kondisi fisik yang capek menghentikan perdebatan kami karena aku memilih meninggalkannya masuk ke dalam kamar mandi. Begitu keluar lagi, sudah tak lagi aku jumpai Mas Roy di dalam kamar kami. Meski aku peduli akan di mana keberadaannya, hanya saja aku memilih egois untuk enggan mencarinya. Berakhirlah pagi ini aku yang hanya seorang diri menempati ranjang besar yang berada di dalam kamar kami. Aku menyingkap selimut dan menguap lebar. Pagi ini bukanlah pagi yang indah karena suasana hatiku masih tetap saja gundah. Apalagi jika bukan karena Sabrina yang menurut Mas R

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD