BR~40

1584 Words

“Iya, Pak Bud!” Bahar berpamitan pada teman bicaranya, lalu menghampiri Budiman dengan segera. “Sudah selesai makan siangnya, Pak?” Bahar tidak melihat sosok Regan menyusul di belakang Budiman. Lagipula, tidak mungkin acara makan siang Regan bersama Budiman berakhir dengan cepat seperti ini. Lantas, mengapa Budiman memanggilnya dan ingin bicara? “Pak Regan masih di dalam?” Bahar kembali bertanya sembari mengikuti langkah Budiman. “Dia masih di dalam,” ujar Budiman sambil mengeluarkan remote kunci mobil dari saku celana. “Ada pertemuan penting.” “Jadi, Bapak mau bicara—” “Masuk,” titah Budiman membuka pintu mobil penumpang di bagian depan. Sejurus itu, Budiman mengitari mobil, lalu masuk dan membukan sedikit kaca jendelanya. Meskipun bingung, tetapi Bahar tidak bisa menolak perintah B

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD