Hening rebah terlentang pasrah, menyambut tubuh Devan yang menindihnya, lalu melayani lumatan bibir Devan yang beringas di bibirnya. Tangan Devan tidak tinggal diam, meraba-raba paha Hening sambil melepas bawahan Hening. “Hmmm, wangi sekali celana dalam kamu, Sayang. Hmmm, wanginyaaa,” racau Devan. wajahnya memerah menahan hasrat, mengendus aroma dalaman Hening dan menggigitnya sambil menggeram. Hening tersenyum menyeringai, tetapannya menantang ke wajah Devan. “Akhirnya aku melihat wajah ini lagi,” ujarnya sambil meraba-raba rahang Devan, dia juga bergumam saat tubuhnya dipeluk penuh Devan yang masih menindihnya, dengan kedua kakinya mengikat pinggang ramping Devan. Devan membuang celana dalam Hening begitu saja, dan dia pun mulai menunjukkan sisi buasnya, meraup mulut Hening dan me

