Ooooeeeek oooeeek.... Tangisan Ahsan menyelamatkanku dari rasa malu yang luar biasa. Langsung saja aku berlari demi menghindari Mas Arslan. Kulihat Ahsan sepertinya masih mengantuk, jadi kuputuskan untuk menyusuinya lagi sampai tertidur. Dua puluh menit berlalu, Ahsan sudah kembali terlelap. Dan belum ada tanda-tanda Mas Arslan masuk ke kamar. Membuatku termenung. Apakah ini waktunya. Apakah aku sudah siap. Siap tidak siap, aku harus siap saat ini juga. Aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku lagi. Dan, aku ga ingin menahan hak Mas Arslan lebih lama lagi. Maka kuputuskan beranjak ke kamar mandi, membersihkan tubuhku, dan menyiapkan semuanya. Ga masalahkan siang-siang gini. Toh, hanya ada kami dirumah. Setelah siap dengan lingerie saten berwarna hitam, kubalut dengan kimononya. Melongo