Dua Puluh Empat

1404 Words

Lantai ubin yang terlihat belum terlalu lama dipasang, karena masih tampak sangat bersih itu menjadi tempat mereka makan. Ibu Kalingga bersama dua adik Kalingga menata makanan di lantai. Kalingga masuk setelah memesan barang yang dibutuhkan Ashana. Hingga ayah Kalingga yang dari sawah turut datang, dia sudah mencuci tangannya dengan bersih seraya menyalami Ashana, adik Kalingga yang laki-laki pun masuk. Mereka duduk melingkar di lantai luas itu. Mata mereka tak lekat menatap Ashana yang mungkin menurut mereka sangat jauh berbeda. “Ini Bara, dia sudah SMA. Ini Ghavin sudah SMP, nah yang perempuan ini Fadila dan Avina, mereka masih SD,” jelas Kalingga mengenalkan adik-adiknya. “Adik kamu empat?” tanya Ashana. “Lima, yang satu namanya Agha, sudah bekerja dan merantau ke luar kota,” ja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD