20. Ophelia Yang Lebih Mengenal Matteo

1097 Words

Matteo meraih pergelangan tangan istrinya, genggamannya kokoh, seolah ingin menegaskan siapa yang berkuasa. Senyuman tipis terukir di bibirnya, senyuman yang bukan kehangatan, melainkan peringatan yang dibungkus manis. “Ingatlah,” suaranya rendah namun berat, bergemuruh seperti badai yang ditahan, “pernikahan kita hanya ada karena keinginan ibuku. Jadi, Ophelia, jangan pernah lupa di mana posisimu.” Mata Ophelia berkilat. Bukannya terintimidasi, ia justru menegakkan tubuhnya, seolah setiap kata Matteo hanyalah bayangan yang lewat. Bibirnya melengkung, sebuah senyum percaya diri yang menusuk lebih dalam daripada seribu kata sindiran. “Tentu saja aku tahu posisiku,” bisiknya, suaranya manis namun sarat ketegasan. “Aku adalah istrimu.” Kata itu, istrimu, jatuh begitu mantap hingga membuat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD