32

1084 Words

Minggu pagi, langit Jakarta tampak suram meski matahari bersinar terang. Prasetyo mengemudikan mobilnya perlahan menyusuri jalanan menuju rumah lamanya—rumah yang selama bertahun-tahun ia sebut “rumah tangga”, namun kini lebih seperti museum sunyi yang menyimpan banyak luka, kebekuan, dan diam yang tak terobati. Ia berhenti di depan pagar rumah itu. Ranting pohon kamboja yang dulu kerap dipangkas Widhi kini menjulur liar. Ada kesan rumah ini dibiarkan tumbuh dalam kekosongan, seperti cerminan relasi yang sudah lama mati tapi tetap dipertahankan demi citra. Prasetyo menarik napas panjang sebelum turun. Hari ini ia memutuskan untuk menyelesaikan apa yang sudah terlalu lama menggantung. Tidak ada jalan ke depan jika masa lalu masih dikunci tanpa kunci. Widhi menyambutnya di ruang tamu. Mas

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD