Di kamarnya, di tengah suasana remang dan hanya mengandalkan cahaya dari lampu meja yang menghiasi nakas sebelahnya, Markco masih lelap. Bahkan meski ponsel miliknya yang ada di nakas sebelah lampu berdering dan itu merupakan dering telepon masuk dari Livy. Markco yang memakai kaus lengan pendek warna hitam dipadukan dengan boxer berwarna senda, tetap anteng meringkuk kendati pria itu tak sampai memakai selimut. Barulah, di dering masuk telepon Livy yang ke tiga kalinya, pria itu seolah mendapat wangsit dan buru-buru bangun. Dengan kedua mata yang langsung melek, Markco duduk kemudian berdiri mengambil ponselnya. Ada nama Livy yang menghiasi layar ponselnya dan detik itu juga langsung membuatnya tegang. Belum apa-apa sudah langsung ketar-ketir terlebih ia sudah melewatkan telepon sebelumn