“Kurang tidur, Dok?” sapa Alex saat melihat Jennifer menghempaskan tubuh dan menghela nafas panjang di kursinya. Pria bermata sipit itu berdiri di ambang pintu ruangan Jennifer, tersenyum tipis dengan kedua tangan di saku celana.
Jennifer tertawa pelan kemudian menegakkan punggung. “Kamu sudah merangkum toxin dan poison apa saja yang bisa bikin jantung lemah, Alex?” tanyanya, memilih untuk tidak membahas soal penampilannya yang sedikit kusut hari ini.
Alex mengangguk. “Aku akan mengirim ke emailmu sekarang, Jen.”
Pria itu kembali ke ruangannya dan tak lama kemudian, sebuah surel masuk ke laptop Jennifer. Ia segera membukanya, membaca hasil rangkuman Alex dengan seksama.
Namun sebuah ketukan di pintu segera membuyarkan konsentrasi Jennifer. Ia mendongak, mendapati Igor sudah berdiri di
