w************n

1497 Words

"Mas Tama kenapa? Karena Mbak Nadin lagi?" Yunita berjalan memutar kebelakang sofa, keduan lengan cantiknya memegang bahu Tama, memijat baju pria itu dengan pelan. Keduanya sedang berada di logue kantor Tama, hanya ada mereka berdua sekarang. Tama memejamkan mata, menikmati setiap tekanan yang Yunita berikan di pundaknya. Ia merasa tubuhnya menjadi sangat santai, Vino benar-benar beruntung memiliki istri seperti Yunita. "Aku enggak pa-pa, cuma sedikit pusing aja," jawab Tama dengan mata tertutup. Kepalanya benar-benar pusing, Tama tidak berbohong sama sekali. Sikap Nadin yang selalu membuat hal-hal kecil menjadi besar sangat tidak Tama sukai. Apalagi kejadian pagi ini di mana Nadin berani pergi bersama pria lain di depan matanya. "Mas yang sabar, mungkin Mbak Nadin juga lagi capek aja.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD