Part 15

1167 Words
Besok batas akhir transfer ya. Lewat dari itu promo spesial akhir tahun 19 pdf sudah di tutup dan harga kembali normal. Yuk gasken yang minat sama promonya. Open order promo pdf spesial akhir tahun hanya tersedia sampai tgl 31 desember selebihnya promo ini di tutup dan tidak di buka lagi ya. Ada yang berbeda untuk promo kali ini. Hanya bayar 150k readers sudah bisa dapat semua judul pdf Irie Asri termasuk pdf stay with me dan pembantuku istriku, total ada 19 pdf. Yang berminat dengan promonya silahkan chat wa author 0856-2495-6939. Pdf akan langsung dikirim ke wa atau email setelah p********n selesai. p********n bisa via bank mandiri & shopeepay. List Pdf yang didapatkan. Isi pdf sudah full dengan extra part sama seperti ebook & cetak. 1. Tuan Bara 65k 2. Om Regan 60k 3. Forced Wedding 55k 4. Mencintaimu Tak Mudah 50k 5. Devil Beside Me 40k 6. Seduce For Love 60k 7. Paksaan ternikmat 40k 8. Pernikahan Bayangan 28k 9. Unwanted Love 50k 10. My Ugly Husband 45k 11. Eternal Mistake 50k 12. 40 Days with You 30k 13. Cinta Dalam Luka 50k 14. Last Love 50k 15. Me After You 30k 16. Aku Ataukah Dia 30k 17. Mencintaimu Sekali Lagi 40k 18. Stay With Me 50k 19. Pembantuku Istriku 55k Setelah kejadian ciuman itu kini tak lagi sama. Agam merasa canggung bukan main saat berdekatan dengan Jenar. Bahkan untuk minimalisir rasa malu Agam memilih untuk menyibukkan diri di kantor. Pergi ketika wanita itu masih terlelap dan pulang ketika wanita itu masih bermain di alam mimpi. Sudah dua minggu Agam melewati hari seperti itu tanpa hambatan. Namun yang didapat perasaanya terus bergejolak. Tak bisa disangkal ia mulai merindukannya. Agam merindukan senyuman Jenar dan juga bayi dalam kandungannya. "Bos?" masih tidak ada sahutan. "Bos tidak apa-apa?" Dan akhirnya tepukan tangan Adit berhasil menyadarkan Agam dari alam bawah sadar. Lelaki itu terlihat terkejut ketika mendapati Adit sudah masuk ke dalam ruangannya dan berdiri di sana. Lelaki itu menatap Agam dengan tatapan tak mengerti, akhir-akhir ini bosnya sering tidak fokus, bahkan membuat pekerjaannya sedikit terganggu. "Jika tidak enak badan bos lebih baik istirahat saja di rumah. Bos terlihat sangat pucat." Agam menggeleng. Kepalanya memang terasa pusing tetapi ia tidak akan beristirahat. Ketika ia pulang maka ia pasti akan bertemu dengan Jenar. Itu akan lebih berbahaya. "Aku tidak apa-apa Dit. Oh ya, siapkan supir untuk Jenar dan antarkan dia untuk merilekskan badan di tempat yang suka di kunjungi wanita. Salon kecantikan, spa atau apapun lah. Yang pasti tempatnya bersih dan bisa membuatnya nyaman." Mendengar itu Adit terdiam. Tidak biasanya bos Agam memiliki perhatian khusus untuk wanita lain. Selama ia menjadi sekretaris lelaki ini yang ada dalam otaknya hanya Mesya, hanya wanita itu. Tetapi sekarang setelah kehadiran wanita jelek itu dalam hidup Agam. Nama Mesya seolah terkikis secara perlahan. "Bos apakah itu tidak berlebihan? Dia bahkan bisa mengurus dirinya sendiri. Bos tidak perlu memperhatikannya sampai seperti ini." "Meskipun begitu dia tetap istriku Dit. Dia sedang mengandung anakku. Dia layak merasakan fasilitas seperti wanita pada umumnya. Toh dengan memberikan semua itu tidak akan membuatku jatuh miskin. Jadi kamu turuti saja apa yang aku katakan." Mulut Adit bungkam tanpa kata. Dengan menghela napas Adit segera menggangguk lalu pamit berlalu dari hadapan Agam. Lelaki itu memerintahkan supir pribadi Agam untuk menjemput Jenar dan mengantarkan wanita itu ke salon kecantikan. Namun dari sudut hati Adit, dia tengah tertawa meremehkan. Meskipun dipoles bedak satu kilo pun wajah Jenar tetap tak akan berubah. Dia tetap saja jelek. Masih cantik Mesya, tunangan Bos Agam kemana-mana. *** Di lain tempat. Ada Jenar yang saat ini tengah memikirkan banyak hal, wanita merasa ada yang salah pada Tuan Agam. Lelaki itu seperti tengah menghindarinya. Selama dua minggu ini ia benar-benar tidak bertemu dan bertatap muka dengan lelaki itu. Sehari-hari Jenar hanya berkutat dengan alat-alat pembersih, masakan dan yang menjadi kebiasan menemani Tuan Handoko mengobrol di teras depan rumah. Jenar selalu menyajikan segelas teh hijau kesukaan beliau untuk menemani obrolan mereka. Setidaknya kegitan itu mampu membuat pikiran Jenar teralih dari keanehan sikap Agam akhir-akhir ini. "Anak sialan itu. Apa dia sudah lupa punya rumah? Rasanya kakek tidak pernah melihat dia ada di sini?" Senyuman kecil Jenar terlihat, dengan pelan wanita itu kembali menuangkan teh hijau menyegarkan itu ke dalam cangkir. Dan Tuan Handoko kembali menyeruputnya sedikit demi sedikit. "Sepertinya Tuan Agam sedang sibuk Kek. Jadi selalu pulang larut malam." Sebutan kakek untuk Tuan Handoko sudah terbiasa terlontar dari mulut Jenar. Dibalik sifat kasarnya terhadap Agam beliau tetap lah orang baik. Dia bahkan tidak memperlakukan Jenar dengan buruk. Sama seperti Agam. Jenar merasa sangat berhutang budi pada dua lelaki ini. Karena tanpa mereka mungkin saja hidup Jenar begitu berat. Harus mengandung bayi tanpa suami. Tanpa orang tua, tanpa orang-orang di sekitarnya. Ditambah beban cemoohan dari para manusia tak punya hati menambah beban mental yang harus Jenar rasakan seorang diri. "Apa selama dua minggu ini sifat Agam berubah? Dia sudah bisa mencintai kamu?" Pertanyaan itu membuat Jenar bingung. Ia sendiri tidak tahu apa Tuan Agam mencintainya atau tidak. Jika memang begitu rasanya tidak mungkin. Tuan Agam sudah memiliki tunangan bak bidadari kayangan mana bisa ia akan meninggalkan kesempurnaan itu hanya untuk mencintai seonggok sampah. "Sepertinya Tuan Agam tidak mungkin mencintai saya Kek." "Loh kenapa tidak mungkin?" Jenar menunduk, merasa malu dengan dirinya sendiri. "Saya hanya wanita miskin, saya juga tidak cantik, saya tidak sempurna. Sangat tidak cocok dengan Tuan Agam yang begitu tampan rupawan. Saya tidak mau membebani beliau Kek. Saya tahu Cinta tidak bisa dipaksa. Tuan Agam juga sudah memiliki kekasih. Dia sangat mencintai kekasihnya." Helaan napas Tuan Handoko terdengar. Pria itu meletakkan cangkirnya di atas meja lalu menatap Jenar dengan tatapan serius. "Kamu harus tau Nak bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Kakek tahu sifat cucuku. Dia tidak pernah melihat wanita dari fisiknya. Tentang Agam yang sudah mempunyai kekasih. Kakek rasa itu hanya obsesi semata. Dia mencintai wanita itu karena kebaikan hatinya." Jenar terdiam mendengar Tuan Handoko yang berbicara. Kesedihan terpencar di iris matanya. Jenar bisa melihat itu dengan jelas. "Mesya memang tidak salah. Wanita itu adalah wanita baik. Namun aku tetap tidak bisa menerima dia sebagai menantu karena ibunya sudah membuat putriku meninggal. Ibunya Agam. Sebagai seorang ayah dan seorang kakek. Aku tidak bisa menerima pengkhianat mereka. Karena perselingkuhan itu, putriku jatuh sakit. Dia sangat mencintai lelaki k*****t itu. Namun lelaki miskin sialan itu nyatanya dibutakan oleh nafsu, fisik sempurna dan keindahan lainnya sehingga dia menyia-nyiakan putriku yang memang tidak memiliki kesempurnaan seperti yang dimiliki selingkuhannya." Tertegun, jenar benar-benar tidak bisa berkata-kata saat melihat air mata jatuh mengalir di pipi keriput Tuan Handoko. "Sialnya Agam dan Mesya sudah kenal dan memiiki hubung khusus sebelum perselingkuhan itu terbongkar. Agam mati-matian mempertahankan wanita itu karena Agam yakin Mesya tidak seperti ibunya." Tangan Tuan Handoko menggenggam Jemari Jenar membuat wanita itu terdiam kaku di tempatnya. "Bantu Kakek untuk membuat Agam melupakan wanita itu. Buat dia jatuh Cinta padamu. Kakek akan lebih setuju jika kamu benar-benar menjadi wanita yang dia cintai." Karena ketika melihatmu aku seperti tengah melihat putriku. Putriku yang malang. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD