BAB 22

656 Words

Pagi itu akhirnya kuhabiskan waktuku hanya untuk duduk di meja dapur sambil memperhatikan Darren menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri, dia sempat memaksaku untuk ikut makan dari piringnya,tapi aku menolak karena telur balkon di perutku benar-benar belum tercerna.   Setelah menghabiskan sarapannya dia bilang ingi membalas beberapa emailnya, jadi kuputuskan untuk tidak mengganggu pekerjaannya dan kembali kekamar untuk benar-benar beristirahat ,poin utamanya untuk berpikir.   Kujatuhkan tubuhku di atas tempat tidur, dan kutarik dua bantal sekaligus untuk kuselipka di balik kepalaku. Mataku memandangi langit-langit sutra lembut yang menjuntai dari pilar tempat tidurku,warnanya putih sangat indah jika ini memang bulan madu ,dan masih seperti yang kuharapkan. Karna tiba-tiba aku mulai me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD