Daren sudah selesai dengan telur baconku saat aku menyusulnya, berita baiknya sepertinya dia sedang sibuk dangan laptopnya, seperti ada sesuatu yang serius dan aku bisa lihat itu. "Ada apa?"kurasa cukup wajar untuk bertanya. "Maaf seharusnya ini tidak boleh dimaafka," Darren mengedikkan bahu, "seharusnya aku tidak membawa pekerjaanku kesin, "_____"mungkin nanti kau boleh menghukumku." "Aku tidak akan menghukum orang yang sudah membuatkan ku sarapan,"godaku, "walaupun,membawa pekerjaan saat berbulan madu memang sangat tabu,sepertinya akan kupikirkan hukuman yang tepat untukmu nanti." Darren menyilangkan lengannya sekedar untuk lelucon seolah dia pasrah untuk kuborgol. Anehnya , kenapa hal sepele itu membuatku merasa semakin bersalah karena sudah berpikir macam-macam tentang