Perhatian Aryo teralihkan saat bunyi klakson terdengar seiring dengan mobil yang berhenti tepat di depan kontrakan. Mang Ujang membuka kaca nako penasaran. Matanya melebar. "Yo, itu mobil bos besar." "Benarkah, Mang?" Aryo bangkit. Benar saja. Itu mobil Brenda. "Jemput dong, Yo. Masak calon istri dibiarkan menerobos hujan." Mang Ujang memberikan payung pada Aryo. Aryo berjalan ke arah mobil Brenda yang berjarak sepuluh meter dari pintu masuk rumah. Wanita itu membuka pintu mobil dengan senyum sumringah, tanpa basa-basi, mengapit lengan Aryo dan bergabung di payung yang sama. Baru Brenda menyadari, jika selama ini dia bangga dengan tinggi badannya, dia malah kalah tinggi dari Aryo. Benar-benar manly, begitu pikir Brenda. Saat sampai di pintu masuk, Aryo melepas pegangan Brenda. Memas

