Tiga Puluh Enam

1051 Words

Wajah tampan, dengan garis rahang yang tegas itu melempar handphonenya sendiri ke sembarang arah. Sedangkan wanita yang sudah berumur namun masih menyisakan kecantikan sewaktu muda di sampingnya, menatapnya penuh harap. "Bagaimana? Apa sudah ada titik terang?" Pria yang tak lain adalah Novan itu mengepalkan tangannya. "Semarang, orang kita melihatnya di Semarang, dia bekerja di sebuah resto besar di sana." "Ya Tuhan. Bagaimana nasib cucuku, bagaimana dia bisa mengasuh anak jika bekerja seperti itu." Mama Novan menitikkan air mata. "Aku sendiri yang akan mencarinya ke sana. Mama tenang saja, aku berjanji akan membawa Nadhira kembali," kata Novan sambil menenangkan mamanya. Di lain tempat, Sri tengah bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Tubuhnya terasa lelah, hari ini resto dikunjungi b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD