Pelayan membukakan pintu restaurant yang hanya mampu dikunjungi oleh orang-orang tertentu, tentu saja orang yang berkelas dan memiliki banyak uang. Seperti biasa, Sri duduk di meja paling pojok, seorang pelayan menyerahkan buku menu pada langganannya itu. Sementara itu, Aryo dan Brenda bersitegang, mobil Brenda sudah menepi. Namun, mereka belum juga turun dari mobil itu. "Mbak serius ngajak saya makan malam di sini?" Aryo memandang tidak percaya bangunan di depannya, dia tau persis bahwa restaurant itu menjual makanan yang bahkan bisa menghabiskan gajinya selama satu bulan. "Serius, kamu pikir aku nggak mampu bayar?" Brenda membuka pintu mobil. "Bukan gitu, ini mubazir Lo Mbak." "Hari ini aku berulangtahun, anggap saja malam ini makan malam istimewa." "Mbak!" "Sampai kapan mau di

