32

1402 Words

Aku berjalan dibelakang Pak Brandon. Kami berada di bandara untuk ke Jakarta. Dibelakangku ada Pak Deni yang mengawal kami. Lucu sekali, jika dilihat lihat kami berjalan beriringan. Pak Brandon di depan, aku di tengah, pak Deni di belakangku bersama dengan para pengawal lain. Aku rasa Pak Brandon masih marah. Tapi bukankah memang Pak Brandon selalu marah-marah? Aku mengendikkan bahu tak perduli. Bagaimanapun aku terpaksa ikut dengannya jika saja bukan karena Ara, karena kebahagiaan Ara. Masa bodoh dengan Pak Brandon. Mungkin aku akan kabur lebih jauh. Buktinya di Bali saja baru 4 tahun pak Brandon berhasil menemukanku dan Ara. Dukk "Aww..." Kuusap keningku yang menabrak punggung Pak Brandon. Dia tiba-tiba berhenti, sialnya saat ia berhenti mendadak aku tidak tahu karena menunduk memper

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD