Bab 5

1181 Words
"Jangan memancing, kalau tidak aku memakanmu." Ujar Satria yang membuat Clara tersenyum, dan malah membuka kancing kemeja Satria. "Aku tidak pernah memancing kamu, kamu saja yang selalu tergoda." Ujar Clara yang masih terus meraba d**a Satria. Satria sendiri menikmati aroma nafas Clara yang selalu membuat dirinya mabuk kepayang. Satria mencium dan menghisap leher dan juga pipi Clara dengan penuh nikmat, dan Clara sendiri menikmati setiap kecupan dari Satria. Entah kenapa Satria selalu merasa tergoda saat berada di dekat Clara, dan Satria merasa dirinya sangat beruntung memiliki Clara. Hari ini Clara benar-benar menepati kata-katanya, kalau Clara akan membuat dirinya dan juga Satria puas bersama. Setelah Clara puas, Clara membaringkan tubuhnya di ranjang, dan Satria dengan cepat kembali menindih tubuh Clara. "Aku mau… "Aku lelah." Ujar Clara cepat memotong ucapan Satria, membuat Satria mendesah kasar. Clara melihat jam di pergelangan tangannya, dan ternyata jam sudah terlihat menunjukkan di jam 04.30 sore. "Aku harus pulang. Ingat, tampanku, kau tidak boleh ngambek tidak boleh emosian. Aku tidak suka. "Ujar Clara dengan kelembutan, bahkan Clara menggunakan nada suara yang terdengar sangat serak penuh godaan, namun tidak terdengar godaan di telinga Satria, karena Satria merasa marah saat Clara selalu meminta izin untuk pergi, yang tak lain ke rumah suaminya. Clara kembali membenarkan pakaiannya, setelah pakaian Clara sudah rapi kembali, Clara kembali mendekati Satria yang masih berdiri memandangi Clara dengan tatapan yang sangat tidak rela ditinggal oleh Clara. "Aku akan memberikan villa milikku sendiri sama kamu dan aku harap kamu menyukai pemberianku. "Ujar Clara Seraya mengelus pipi Satria, dan membalas tatapan marah Satria dengan tatapan penuh cinta dari Clara. Entah itu cinta yang timbul dari hati Clara, atau hanya sebatas cinta sesaat saja, semua masih belum bisa dijelaskan. "Aku tidak butuh apapun dari kamu. Aku tidak kekurangan apapun." Ujar Satria lagi, namun Clara tidak menanggapinya lagi. Clara langsung keluar dari rumah Satria. Brak Clara menutup pintu rumah Satria dengan kasar, dan itu tidak membuat Satria marah. Satria marah karena ditinggal Clara. Clara sendiri mengerti kalau Satria marah pada dirinya. Clara menggelengkan kepalanya pelan, bersamaan dengan senyumnya. "Oh, tampan ku. Emosian sekali kau ini." Gumam lirih Clara sebelum Clara melajukan mobilnya untuk pulang. Clara melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga tidak butuh waktu lama, Clara sampai di rumah. Clara mengerutkan keningnya saat melihat Soni sudah ada di rumah. Aneh saja rasanya, biasanya Soni akan pulang sangat larut, dan sekarang, belum juga makan malam, Clara Sudah melihat Soni sudah ada di rumah, pikir Clara. Jadi wajar Clara sedikit heran melihat keberadaan Soni di rumah. "Enak ya. Mentang-mentang Kakek menyayangi kamu, kamu bisa pulang seenaknya. Jam berapa baru pulang? Bukankah seharusnya kamu sudah ada di rumah?" Soni sengaja menyinggung soal dirinya yang sudah berada di rumah, sedangkan Clara masih baru pulang. "Maaf, tadi aku ada urusan." Ujar Clara dengan penuh keramahan, dan tidak memperlihatkan wajah Terkejutnya saat melihat keberadaan Soni di rumah. Clara langsung membawa langkahnya menaiki anak tangga yang langsung diikuti oleh Soni dari belakang. "Katakan dengan jelas, dari mana kamu?" ujar Soni dengan penuh ketegasan, meminta agar Clara mengatakan dengan jelas Clara dari mana. "Dari rumah pacar aku." Jawab Clara dengan santainya, membuat Soni langsung tertawa. "Darimana? Dari rumah pacar?" tanya Soni untuk memastikan, tapi nada bicaranya seperti mengejek Clara. "Iya." Jawab Clara singkat. "Hahaha. Dari rumah pacar? Memangnya kamu punya pacar? Pria yang seperti apa yang mau denganmu. Aku ingatkan, kalau kamu mencari pacar, minimal yang jauh lebih tinggi derajatnya dariku. Biar gak malu." Ujar Soni yang membuat Clara langsung mendesah kasar, dan mencoba untuk tidak mengingat tentang apa yang dikatakan oleh Soni. Memang, perkataan Soni sangat nyelekit, tapi Clara tidak mau ambil hati, dan menganggap biasa. "Baguslah kalau memang kamu punya pacar. Jadi kamu tidak merasa kesepian dan menggangguku." Ujar Soni lagi, yang membuat Clara malas meladeni Soni. Memangnya siapa yang mengganggu Soni, meski Clara tidak punya kekasih, ia tidak pernah merasa mengganggu Soni, pikir Clara. Clara membersihkan diri, lalu istirahat. 1 Minggu sudah Clara tidak bertemu dengan Satria. Clara tidak bertemu dengan Satria bukan berarti Satria tidak pernah menghubungi Clara. Satria selalu menghubungi Clara, namun Clara terus mengabaikannya karena Clara masih belum menyelesaikan masalahnya. Clara berjanji setelah urusannya selesai, Clara pasti akan menemui Satria. Clara tahu, Satria pasti sangat marah pada dirinya, tapi Clara tetap mengabaikannya dan memilih fokus pada masalah dirumah Kakek Bastian. "Aku akan membuat hidupku jauh lebih baik setelah urusan ini selesai. Aku melakukan semua ini hanya demi Kakek Bastian. Setelah ini, aku harus memikirkan tentang kebahagiaan aku, tidak lagi memikirkan tentang Soni ataupun wanita yang dihamili oleh Soni." Gumam lirih Clara saat mengingat tentang kehamilan Febi, anak dari Soni. Yah, sebenarnya masalah terbesar Clara, yaitu tetap berusaha merahasiakan tentang kehamilan Febi, dan tetap memperlihatkan wajah tenangnya pada Kakek Bastian, agar Kakek Bastian tetap baik-baik saja, dan tidak syok atau kesehatannya menurun karena mengetahui kalau cucu satu-satunya menghamili wanita lain, bukan menghamili istrinya. Makanya Clara tidak ingin Kakek Bastian tahu kalau Soni menghamili wanita lain, karena tujuan Clara menuruti permintaan Kakek Bastian untuk menikah dengan Soni, itu karena Clara ingin Kakek Bastian tetap sehat dan Clara tidak ingin terjadi sesuatu pada Kakek Bastian, karena Clara menganggap Kakek Bastian sebagai Kakek kandungnya sendiri. Meski Clara bukan cucu kandung Kakek Bastian, Clara harus melindungi Kakek Bastian. Jadi Clara tidak ingin membuat Kakek Bastian kenapa-napa. Makanya Clara tetap berusaha menjaga kesehatan Kakek Bastian, meski Clara harus mengorbankan masa depannya dan menikah dengan Soni, Clara tidak keberatan. Saat Clara sedang melamun di halaman rumah, Clara dikejutkan dengan kedatangan Febi. "Mau apa kau datang kesini?" tanya Clara dengan nada dinginnya saat melihat Febi masuk ke gerbang rumah, yang artinya masuk ke rumah dimana Clara berada. Febi tersenyum singkat saat mendapat pertanyaan tersebut dari Clara. "Disini yang pantas memberi peraturan itu siapa yang boleh dan tidak boleh masuk ke rumah ini, hanya Soni, atau Kakek Bastian. Sedangkan kamu, bisa apa? " ujar Febi dengan nada santainya dan memandang Clara dengan pandangan remeh. "Katakan saja apa tujuan kamu datang kesini. Kalau hanya untuk bertemu dengan Soni, akan ku beritahu kalau Soni tidak dirumah. " Ujar Clara dengan nada dinginnya, karena kalau boleh jujur, Clara sangat malas melayani Febi. "Clara, aku tahu kamu sangat membenciku. tapi, aku sarankan agar kamu tidak perlu merasa benci sama aku, karena rasa benci itu tidak akan mengubah takdirmu. Soni hanya mencintaiku, dan sampai kapanpun akan terus begitu. Jadi aku rasa, sebaiknya kamu mundur. " Ujar Febi, membuat Clara langsung tersenyum singkat. "Tak kusangka, ternyata nama Febi yang indah ini akan ternoda karena kamu bermuka dua. Sangat licik. Aku tidak bisa membayangkan, betapa kecewanya dan betapa hancurnya Soni saat mendapati kenyataan, wanita yang ia cintai ternyata wanita licik sepertimu. " Ujar Clara seraya menggelengkan kepalanya pelan. "Itu karena kamu yang memandangku penuh kebencian. Aku juga tidak bisa membayangkan, bagaimana rasanya seorang Clara di usir dari rumah oleh ratu Febi. " Ujar Febi dengan bangganya. "Siapa kamu berani mengatakan hal itu sama aku." Ujar Clara dengan nada dinginnya, karena Clara merasa Febi datang ke rumahnya hanya untuk membuat ulah, dan Clara yakin itu akan membuat kesehatan Kakek Bastian terganggu. "Aku calon ratu di rumah ini. Aku datang kesini untuk memberitahu Kakek kalau dia akan memiliki cicit… Pyar
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD