Bab 4

1115 Words
"Berani kamu sakiti dia, akan kupatahkan tanganmu. Aku tidak akan membiarkan tanganmu sampai menyentuh kulit dia!" ujar seorang pria yang membuat Soni tidak bisa bergerak, bahkan tangannya terasa kaku saat melihat wajah marah dari seorang yang melarang dirinya agar tidak menyakiti Clara. "Kakek harap, ini yang terakhir kalinya Kakek melihat kamu mencoba untuk menyakiti Clara!" ujar Kakek Bastian dengan penuh penekanan. "Kakek, aku tidak gila sampai menyakiti Clara kalau bukan dia sendiri penyebabnya. Dia yang membuat ulah sampai aku harus bertindak kasar sama dia." Ujar Soni yang sudah menggunakan nada datarnya karena Soni memang tidak punya nyali untuk melawan Kakek Bastian. Namun meski begitu, bukan berarti Soni tidak bisa melawan. Soni akan tetap melawan pada Kakek Bastian, meski dengan menggunakan nada biasa. Soni tidak bisa menggunakan nada tinggi terhadap Kakek Bastian, itu karena Soni tidak memiliki nyali yang tinggi terhadap Kakek Bastian. Kakek Bastian sendiri tidak pernah menganggap Soni berani terhadap dirinya, itu karena Kakek Bastian tahu kalau Soni tidak akan mampu melawan dirinya. Makanya Kakek Bastian tidak pernah menghiraukan kemarahan Soni, itu karena Kakek Bastian tahu Soni tidak akan pernah bisa marah pada dirinya. "Memangnya apa yang membuat kamu sampai menyakiti Clara?" tanya Kakek Bastian yang sudah mendekati Clara, tanpa ada niatan untuk menanggapi aduan Soni tentang Clara. "Dia seenaknya datang ke kantor, padahal dia sudah tau sekarang jam berapa, bahkan sudah hampir jam makan siang. Jam makan siang baru tiba di kantor, apa ini pantas untuk dijadikan cerminan buat yang lain? " ujar Soni mencoba untuk membela diri dan memberitahu Kakek Bastian apa yang membuat dirinya harus bertindak sampai menyakiti Clara, yang Soni anggap bahwa tindakannya sudah pasti di setujui oleh Kakek Bastian. "Ayo, Sayang. Kita sudah sangat ditunggu oleh orang yang Kakek ceritakan." Ajak Kakek Bastian membuat Soni tidak terima saat melihat Kakek Bastian membawa Clara pergi tanpa memarahi Clara, padahal sudah sangat jelas kalau Clara salah, pikir Soni. Soni tidak sadar, kalau Clara memang sengaja datang terlambat, dan itu sudah diketahui oleh Kakek Bastian, karena Clara datang ke kantor bersama Kakek Bastian. "Kemana Tuan muda?" tanya Kakek Bastian pada seorang pria yang berpakaian hitam, saat melihat kursi yang tadi di duduki oleh pria yang dipanggil Kakek Bastian sebagai Tuan muda. "Maaf, Tuan besar Bastian. Tuan muda tidak suka menunggu, dan anda beserta wanita ini terlalu lama membuat Tuan muda kami menunggu." Jawab pria yang berbaju hitam itu, yang ternyata pria itu adalah salah satu pengawal yang sengaja tidak ikut pergi bersama tuannya, itu agar pengawal tersebut bisa menyampaikan pada Kakek Bastian dan juga Clara kalau sang Tuan sudah pergi. Kakek Bastian yang mendengar jawaban dari salah satu bodyguard orang yang dipanggil tuan muda itu sangat terkejut, pasalnya Kakek Bastian sudah sangat lama menunggu waktu yang tepat itu untuk mempertemukan Clara dengan tuan muda tersebut, tapi sayang, gara-gara Soni yang menghadang jalan atau tujuan Clara, itu membuat sang tuan muda pergi. "Kakek, sabar ya. Aku yakin, pasti kita masih ada kesempatan di lain hari untuk bertemu dengan tuan muda itu." Ujar Clara menenangkan Kakek Bastian, tapi tetap saja tidak membuat Kakek Bastian tenang. "Kamu pulang dulu sama supir. Kakek pulang belakangan." Titah Kakek Bastian dengan penuh ketegasan, membuat Clara mau tidak mau memilih mengiyakan. Clara pun langsung mengikuti supir Kakek Bastian untuk pulang, karena memang tujuan Clara datang ke kantor memang untuk bertemu dengan Tuan muda yang akan di kenalkan oleh Kakek Bastian. Baru saja Clara sampai di rumah, ponsel Clara berdering, ada panggilan masuk dari Satria, dan itu harus Clara angkat, karena Clara tidak ingin Bastian ngambek . Yah, kebiasaan Satria pada Clara, kalau panggilannya tidak terima, maka Satria pasti akan marah pada dirinya dan mengabaikan dirinya meski dirinya bermanja-manja pada Satria. Satria pasti akan mengabaikan Clara, dan tidak akan memenuhi apa yang diinginkan oleh Clara. Sebenarnya Clara bukan menginginkan sebuah kekayaan dari Satria, karena yang menyewa untuk terjalinnya kerjasama diantara mereka itu adalah Clara, jadi Clara lah yang harus mengeluarkan uang banyak untuk menjadikan Satria sebagai simpanannya. "Halo! Kenapa lama mengangkat teleponnya?" tanya Satria, membuat Clara langsung tersenyum meski Clara sadar kalau Satria tidak akan melihat senyum manisnya. "Oh, Sayang. Bersabarlah. Aku rasa aku langsung menerima panggilan masuk darimu, Dan aku tidak mengabaikan panggilan darimu. Jadi tidak perlu cemberut seperti itu, Tampanku. "Ujar Clara yang membuat Satria langsung tersenyum dan tidak lagi cemberut. "Cepatlah ke rumah. aku bosan kalau seharian di rumah tanpa kamu. "Ujar Satria yang memang sedang ingin bersama dengan Clara. Sebenarnya Clara agak kesulitan menerima permintaan Satria dalam situasi saat ini dimana sang Kakek Bastian tidak sedang baik-baik saja hatinya. Kakek Bastian sedang marah karena bertemunya dengan tuan muda itu gagal. "Aku harus menemui Satria dulu." Gumam lirih Clara yang langsung melajukan mobilnya tanpa harus ditemani oleh supir. Tak butuh waktu lama, Clara sampai di rumah Satria. Clara masuk ke dalam rumah Satria, dan sedikit terkejut saat mendapati Satria tengah Duduk di sofa ruang tamu. Clara terkejut karena Clara tidak pernah melihat Satria ada di ruang tamu, dan ini pertama kalinya dirinya melihat Satria di ruang tamu. "Kenapa disini, Sayang?" tanya Clara yang langsung duduk di pangkuan Satria. Satria dengan sigap menahan pinggang ramping Clara agar Clara tidak jatuh. "Aku tidak suka kamu bertemu dengan pria lain selain aku." Ujar Satria yang membuat Clara langsung mengerutkan keningnya. "Kamu tahu kalau aku ada pertemuan dengan seorang pria?" tanya Clara tidak percaya kalau Satria tahu bahwa dirinya ada pertemuan dengan seorang pria. "Tahu. Dan aku melarang keras kamu bertemu dengannya." Ujar Satria tegas. Clara yang mendengar ucapan Satria langsung berdiri, dan secara refleksnya tangan Satria terlepas saat tadi menahan pinggang Clara. Clara berdiri seraya membungkukkan badannya dan menyentuh dagu satria agar Satria tetap menatap dirinya. "Aku ingatkan siapa diri kamu sebenarnya. Ingat, kamu hanya Simpananku. Tidak ada kata larangan bagi diriku. Paham!" ujar Clara dengan penuh ketegasan, membuat Satria langsung mengepalkan tangannya kuat tidak terima saat Clara mengingatkan status dirinya bagi Clara. Clara kembali berdiri dan mengambil sesuatu di dalam tasnya. Clara mengambil sebuah kartu, dan memperlihatkan pada Satria. "Disini ada 2 milyar. Selama aku tidak menemuimu, tidak perlu bertingkah atau ngambek. Aku akan menyelesaikan masalahku dengan suamiku. Ingat, aku tidak melarangmu menghubungiku, aku hanya melarangmu bertingkah yang membuatku tidak suka." Ujar Clara seraya menyerahkan kartu tersebut pada Satria. Satria mengambil kartu tersebut dan melemparnya ke sembarang arah. "Aku tidak butuh ini Clara. Aku hanya butuh kamu. Dan aku tidak rela… "Sudah kubilang, jangan bertingkah yang tidak kusukai." Ujar Clara cepat memotong ucapan Satria, membuat Satria semakin kuat mengepalkan tangannya. "Untuk hari ini, kita masih bisa bersama sampai kamu puas. Oh, tidak. Sampai aku puas." Ujar Clara meralat kata-katanya seraya menyentuh dan mengelus d**a Satria, membuat Satria langsung memegang tangan Clara. "Jangan memancing, kalau tidak aku memakanmu." Ujar Satria yang membuat Clara tersenyum, dan malah membuka kancing kemeja Satria
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD