Bab 19

1009 Words

Arga menatap layar ponselnya lama sekali. Jempolnya sudah berkali-kali menyusun pesan, lalu menghapusnya. Hatinya kacau. Ia tahu seharusnya menjaga jarak, tetapi semakin ia mencoba, semakin kuat dorongan untuk mencari Alya. Akhirnya, ia menekan tombol panggilan. Suara berdering di telinga membuat jantungnya berdegup cepat. Beberapa detik yang terasa sangat panjang, hingga suara Alya terdengar di ujung sana, lirih, gugup. “Arga... kenapa telepon jam segini?” Suara itu saja sudah cukup membuat Arga kehilangan kendali sepersekian detik. “Alya... gue cuma mau pastiin lo baik-baik aja.” Alya terdiam. Tangannya meremas selimut erat-erat. Matanya melirik pintu kamar, memastikan Bima tidak mendengar. “Lo gila ya? Kalau Bima tahu—” “Alya, dengar gue dulu.” Suara Arga tegas, nyaris berbisik tap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD